Jawa Timur – Salah satu proyek non Jalan Tol Trans Sumatera yang tengah dikerjakan oleh PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) adalah Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi Paket II STA 09+000 – 20+200 sepanjang 11,20 Km dengan pemilik proyek (owner) PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB).
Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa, yang berlokasi di ujung timur Pulau Jawa sebagai akses menuju Pelabuhan Ketapang. Jalan tol tersebut terdiri dari dua tahap pelaksanaan konstruksi dimana tahap I akan menghubungkan Kecamatan Gending sampai dengan Kecamatan Besuki sepanjang 49,7 Km. Sedangkan untuk tahap II akan menghubungkan Kecamatan Besuki sampai dengan Kota Banyuwangi sepanjang 126,72 Km.
Pelaksanaan konstruksi tahap I Gending – Besuki terbagi menjadi 3 (tiga) paket yaitu Paket I Gending – Kraksaan sepanjang 12,88 Km, Paket II Kraksaan – Paiton sepanjang 11,20 Km, dan Paket III Paiton – Besuki sepanjang 25,6 Km.
Dalam pengerjaan Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi Paket II STA 09+000 – STA 20+200 Krakasan – Paiton, HKI bermitra dengan dua kontraktor yaitu PT Acset Indonusa Tbk (Acset) dan PT Nindya Karya (NK) dalam bentuk Kerjasama Operasi yang bernama KSO HKI-Acset–NK, yang berkomitmen untuk terus mengebut pengerjaan jalan tol yang membentang dari Kraksaan-Paiton sepanjang 11,20-kilometer ini.
Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi Paket II ini nantinya memiliki sejumlah fasilitas struktur diantaranya 1 unit interchange yaitu Interchange Paiton, 9 jembatan utama, serta 28 unit crosing box underpass. Ruas tol ini juga memiliki jumlah lajur 2×2 dengan kecepatan rencana 100 km/jam.
Konstruksi Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi Paket II dipercepat dengan menerapkan digitalisasi konstruksi. Building Information Modelling (BIM) digunakan pada fase design and build yang didukung dengan penggunaan Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk menghasilkan pemetaan topografi dan pembuatan model 3D dari lingkungan yang akan dibangun. Dengan menggunakan BIM, proses konstruksi di lapangan menjadi lebih efektif dikarenakan perencanaan konstruksi yang matang dan detail untuk mengurangi rework dan waste.
Jika sudah selesai dibangun, jalan tol ini diharapkan dapat memberikan multimanfaat yakni mendorong konektivitas antar wilayah yang berdampak pada peningkatan sektor ekonomi, pariwisata, dan pertanian sehingga akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat.