Sumatra Utara – Setelah hadirkan Jalan Tol Medan-Binjai, PT Hutama Karya Infrrastruktur (HKI) kini tengah membangun jalan tol lain di Sumatra Utara, yakni Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan. Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan sendiri mulai dibangun pada bulan Maret tahun 2020. Adapun panjang main road jalan tol ini yakni 58 km. Jalan tol ini direncanakan memiliki 3 gerbang tol, 3 simpang susun, 26 jembatan dan 1 rest area. Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan ini merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Binjai-Langsa sepanjang 130,9 km. Adapun progress konstruksi Jalan Tol Binjai-Brandan per akhir Juni 2021 (25/6) sebesar 35%.
Pengerjaan Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan memiliki tantangan tersendiri. Kontur dan kondisi eksisting tanah dasar di lapangan sangat bervariasi, sehingga metode pelaksanaan antara satu lokasi dengan lokasi lainnya berbeda.
Tidak hanya sekedar membangun badan jalan tol (pekerjaan landed), HKI juga akan membangun beberapa elevated termasuk dua jembatan bentang panjang pada ruas Tol Binjai-Pangkalan Brandan ini, karena melewati dua sungai besar. Adapun jembatan bentang panjang tersebut terletak di Sungai Sei Wampu dengan total panjang 230 m dan sungai Batang Serangan dengan total Panjang 178 m. Pembangunan jembatan bentang di atas sungai ini juga memiliki tingkat kompleksitas yang cukup tinggi.
Di sisi lain, untuk menjamin mutu saat pelaksanaan di lapangan, HKI menggunakan beberapa alat khusus di lapangan. Salah satunya adalah alat Dowel Bar Inserter (DBI). DBI ini digunakan pada alat Wirtgen untuk pemasangan besi dowel pada batas setiap segmen rigid. Sehingga pekerjaan rigid bisa dilaksanakan dengan lebih cepat, dengan pemasangan yang lebih sempurna sehingga fungsi pemasangan dowel bisa maksimal.
Pada proyek Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan ini, HKI kembali menggunakan teknologi Corrugated Steel Plate (CSP) sebagai salah satu inovasi dalam rangka meningkatkan produktifitas dengan menjadi kan konstruksi CSP ini pengganti beberapa konstruksi Box Underpas Beton. CSP merupakan struktur plat baja yang dimodifikasi dengan bentuk bergelombang sehingga kekuatan strukturnya meningkat. CSP yang merupakan produk rakitan memiliki struktur yang kuat dan durabilitas yang tinggi, sehingga proses pengerjaan di lokasi proyek sangat minim dan bersih karena hanya terdapat kegiatan instalasi dan finishing sehingga lebih cepat dalam proses pelaksanaannya dan tentunya lebih indah dan rapi.
Lebar bentang CSP yang digunakan berkisar antara 6-7 meter, dengan clearance sekitar 4,6 meter. Sementara, panjang CSP menyesuaikan lebar slope timbunan. CSP ini direncanakan digunakan pada 32 titik di proyek Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan.
Direktur Utama Aji Prasetyanti menyampaikan bahwa membangun jalan tol di Pulau Sumatra memang memiliki tantangan tersendiri, seperti kontur dan kondisi eksisting tanah dasar yang bervariasi dibandingkan di Pulau Jawa. “Kami berupaya semaksimal mungkin agar Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan dapat selesai tepat waktu dengan mutu yang terjamin. Tantangan di lapangan tidaklah mudah, seperti kondisi eksisting tanah dasar yang bervariasi dan cuaca yang ekstrim dan sering hujan. Perlu penanganan khusus sesuai dengan karakteristik tanah. Namun kami percaya dengan kerja keras seluruh tim, tantangan tersebut dapat kami selesaikan,” ujar Aji.
Hadirnya Tol Binjai-Pangkalan Brandan tentu akan mendatangkan dampak positif bagi masyarakat di Sumatra Utara, khususnya bagi kota-kota di sekitarnya yaitus seperti Medan, Binjai, Stabat, Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan. Jika melewati jalan nasional, waktu tempuh dari Binjai ke Pangkalan Brandan bisa mencapai 2,5 jam. Sementara jika nantinya melewati Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan, waktu tempuh bisa menjadi sekitar 1 jam. Dengan waktu tempuh menjadi lebih cepat dari yang sebelumnya, maka mobilitas logistik pun semakin mudah dan niscaya akan mendorong peningkatan perekonomian di wilayah sekitar.